campuran-gomars
manfaat susu kambing etawa: Obat Kuat Berbahaya !!!

Blogroll

Edukasi

Kata Kata

Teknologi

Kesehatan & Kecantikan

Kuliner

Minggu, 03 Agustus 2008

Obat Kuat Berbahaya !!!

Kalau Anda sedang menimbang- nimbang mau membeli obat keperkasaan, ada baiknya berhati- hatilah,jangan asal membeli!!. Prof dr Arif Adimoeljo Sp And SSS (Be), androlog dari RSAL dr Ramelan Surabaya, mengingatkan pentingnya ketelitian memilih obat. Paling tidak, harus lolos uji klinis. "Itu lebih bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Perkembangan obat-obat disfungsi ereksi (DE) memang tak hanya memberi pilihan, tetapi juga peluang dan perbaikan kualitas hidup penderita. Sejak 2003, setidaknya telah beredar tiga jenis obat oral DE yang dianjurkan dibeli dengan resep dokter. Lima tahun sebelumnya, hanya ada sildenafil atau "pil biru" yang revolusioner itu.


"Dua saudara" sildenafil yang diluncurkan 2003 adalah tadalafil dan vardenafil. Keduanya berindikasi sama, mengembalikan kemampuan ereksi penderita DE. Cara kerjanya menghambat enzim fosfodiestrase (PDE 5), enzim penghambat munculnya ereksi.

Mirip "pil biru" sildenafil, "pil oranye" vardenafil memiliki periode efektivitas 4-5 jam. Tiga puluh menit setelah minum, khasiat obat mulai terasa setelah ada rangsangan seksual.

Tadalafil menjanjikan periode efektivitas hingga 36 jam dengan pilihan dosis 10-20 miligram. Artinya, konsumen leluasa menentukan waktu berhubungan. Tetapi, perlu diingat, ketiga obat itu bukan obat kuat dan hanya dianjurkan bagi penderita DE.

Semua produsen mengklaim keunggulan masing-masing obatnya, lengkap dengan hasil riset yang melibatkan ribuan pasien DE. Klaim capaian keberhasilan ereksi pasien 70-85 persen.

Bahkan, hasil riset perusahaan farmasi yang berpusat di Indianapolis, Indiana, AS, terhadap 1.112 penderita DE yang mengonsumsi obat produksi mereka, tingkat keberhasilan 67-81 persen termasuk pada pasien DE parah.

Kelemahan semua obat DE adalah munculnya risiko ketika obat itu diminum bersama obat yang mengandung nitrat. Pembuluh darah akan terganggu diikuti menurunnya tekanan darah yang bisa menyebabkan gangguan jantung hingga stroke.

Urolog dari Universitas St George, London, dr Roger Kirby, menyebut penyalahgunaan obat oral DE bisa berdampak prapism atau ereksi berkepanjangan. "Pada gilirannya bisa menyebabkan DE permanen," tegasnya.

Arif menambahkan, obat DE hanya dikhususkan bagi penderita DE. Bila memperlakukannya sebagai obat kuat, ujung-ujungnya sel-sel otot pembuat ereksi malah jadi malas bekerja. Akhirnya, konsumen tanpa masalah DE justru bisa DE betulan. "Ingat, hanya orang sakit yang butuh obat," tegasnya.

Meski tak ada data akurat mengenai jumlah penderita DE di Indonesia, para dokter yang aktif menangani meyakini bahwa jumlah penderita DE seperti fenomena gunung es, hanya sedikit yang berobat.

Data jumlah rata-rata pasien DE yang berobat ke Klinik Impotensi RSCM Jakarta selama tiga tahun terakhir 1.500 pasien. Klinik gangguan reproduksi RSAL dr Ramelan Surabaya dikunjungi minimal lima pasien per hari. Peningkatan pasien melonjak 30 persen dalam sepuluh tahun terakhir.

Indikasi lain banyaknya penderita DE yang berobat diam-diam adalah maraknya iklan di surat kabar yang menawarkan pemulihan DE dalam waktu singkat. Bahkan, brosur-brosur sederhana disebarkan door to door.

"Secara umum, kesadaran berobat pasien memang masih rendah," kata Dr dr Akmal Taher yang aktif di Klinik Impotensi RSCM Jakarta.

Rasa malu, keterbatasan informasi, dan penilaian keliru menjadi faktor utama rendahnya kesadaran berobat. "Penting diketahui, DE penyakit pembuluh darah dan bisa merupakan manifestasi penyakit lain seperti diabetes, jantung, atau hipertensi. Karena itu, berobat perlu untuk mengetahui kemungkinan manifestasi," ujarnya.

Data dari BJU International-jurnal terbitan British Association of Urological Surgeons, European Society of Paediatric Urolog, dan Societe Internationale-menyebut bahwa jumlah penderita DE tahun 1995 ada 152 juta, dan 87 juta di antaranya di Asia.

Jumlah itu diperkirakan melonjak menjadi 322 juta pada tahun 2025. Khusus di Asia diperkirakan 113 juta dan potensial bagi pemasaran obat DE.

Tingginya tingkat konsumsi obat-obat DE di lebih dari 50 negara menunjukkan bahwa ada obat yang bisa memperbaiki kualitas hidup penderita. Produsen sildenafil mengklaim telah menjual lebih dari 100 juta tablet hingga tahun 2000.

Mengonsumsi obat-obat oral bukanlah tanpa efek samping. Produsen tadalafil mengakui ada efek samping yang umum dilaporkan, seperti nyeri otot, pusing, sakit perut, sakit punggung, muka memerah, dan hidung tersumbat.

Menurut Arif, penyakit DE hanya salah satu bagian dari disfungsi seksual, selain disfungsi libido. Tanpa libido, obat DE sebaik apa pun tidak mungkin memberi efek. Jadi, sebaiknya memang berhati-hati.



dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar